Wednesday, November 25, 2015

NGIRING & NYUNGSUNG DALAM KEROHANIAN

Om Swastyastu

Di masyarakat kita, istilah ngiringan dan nyungsung mungkin sudah tidak asing lagi. Banyak sekali orang di dalam masyarakat yang merasa, menganggap, dianggap atau mengatakan dirinya ngiringan atau nyungsung. Di dalam masyarakat istilah ngiringan atau nyungsung biasanya cenderung dimaknai sebagai sesuatu yang bersifat niskala, mistik, gaib atau suatu hal atau kegiatan yang berhubungan dengan kekuatan - kekuatan yang berada di luar logika dan pemikiran manusia. Mereka yang ngiringan atau nyunsung, merasa bahwa mereka telah dipilih atau menjadi pilihan dari para dewa - dewi atau bahkan roh - roh tertentu untuk menjadi "abdi" atau bahkan mediator dari para dewa - dewi atau roh - roh tersebut untuk dapat membantu dan menolong dirinya atau manusia lainya dengan berbagai kemampuan atau kekuatan gaib. Umumnya proses ngiringan atau nyungsung ini berawal dari sebuah mimpi, petunjuk gaib, bahkan musibah atau penyakit.

"Tapi apakah benar seperti itu?"

Kata "ngiringang" berasal dari kata "ngiring" yang berarti mengikuti, sedangkan kata "nyungsung" berarti meninggikan atau memuliakan. Siapa yang diikuti dan siapa yang dimuliakan?. Tentunya sebagai orang yang beragama dan percaya terhadap Tuhan, yang harus diikuti dan dimuliakan adalah Tuhan dalam berbagai nama dan perwujudan-Nya. Ada yang memuja dan memuliakan Siwa dan berbagai perwujdan dan nama-Nya, ada yang memuja Durgha, Wisnu, Laksmi, Saraswati atau Ganapathi dan sebagainya. Tuhan memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih nama dan perwujudan Tuhan yang paling mereka sukai dan cintai sebagai Istha Dewata.

"Siapakah yang sesungguhnya ngiringang atau nyungsung?"

Mereka yang senantiasa mengikuti suara hati nuraninya dimana Tuhan bersemayam didalamnya dan senatiasa berusaha berjalan mengikuti jalan kebenaran atau jalan Tuhan, yang termuat dalam berbagai sastra suci adalah mereka yang "ngiringan" dalam arti yang sesungguhnya. Demikianpun mereka yang senantiasa memuliakan Tuhan dalam berbagai nama dan perwujudan-Nya melalui berbagai kegiatan rohani, seperti sembahyang, puja, japa dan sebagainya adalah mereka yang "nyungsung" dalam arti yang sebenarnya". Mereka yang ngiringang atau nyungsung dalam arti yang sesungguhnya adalah seorang BaktaTuhan, bukan sekadar seorang penyembuh alternatif, peramal atau mereka yang senantiasa berpakaian serba putih, serba hitam atau "mempunyai" kemampuan gaib atau mistik.

Ngiringan atau nyungsung bukan sekadar karena sebuah mimpi, bukan sekadar karena sakit - sakitan kemudian bisa sembuh, bukan karena sering mengalami trance atau “kerauhan”, bukan karena “mampu mengobati” sebuah penyakit, ataupun karena berbagai kemampuan gaib yang mungkin dimiliki.

Ngiringan atau nyungsung dalam arti yang sesungguhnya belum tentu akan memberikan seseorang berbagai kemampuan atau kekuatan gaib, karena bukan hal ini yang menjadi tujuannya, walaupun kemungkinan untuk mendapatkan dan memiliki kekuatan rohani ini sangatlah besar. Belum tentu juga bahwa mereka yang ngiringan atau nyungsung dalam arti yang sebenarnya tidak akan pernah sakit atau tertimpa musibah, karena semua proses karma akan tetap berjalan, namun mereka yang memang disiplin dan dipenuhi bakti dalam ngiringan dan nyungsung ini akan mendapati bahwa sepertinya ada sebuah kekuatan yang senantiasa membantu dan menolong mereka dalam menjalani dan melalui proses karma ini.

Mereka yang ngiringan dan nyungsung dalam arti yang sesungguhnya, meskipun tanpa berbagai kemampuan dan kekuatan gaib adalah mereka yang senantiasa berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih melayani, lebih mengasihi, lebih bertanggung jawab dan berguna bagi dirinya, keluarga dan masyarakat. Mereka akan sepenuhnya terlibat dalam berbagai kegiatan rohani dan pelayanan bagi kemanusiaan, baik pelayanan material maupun spiritual. Ngiringan dan nyungsung dalam arti yang sesungguhnya adalah sebuah proses rohani untuk memperoleh kebijaksanaan dan pencerahan rohani dan untuk mencapai tujuan yang utama yaitu Paramatma, Tuhan Yang Maha Esa. Mereka yang ngiringin dan nyungsung dalam arti yang sesungguhnya adalah mereka yang hati dan pikirannya senantiasa tertaut kepada Tuhan atau dewa - dewi pujaanya. Mereka yang ngiringan dan nyungsung dalam arti yang sebenar - benarnya adalah abdi atau bakta sejati dari Tuhan, dan mereka akan senantiasa dalam perlindungan Tuhan. Tidak ada satupun kekuatan jahat yang akan mampu menyakiti seorang abdi atau bakta Tuhan, karena meraka sangat - sangat disayangi.

Om Santih Santih Santih Om

No comments: